Minggu, 15 Desember 2013

Ukhti, milikilah duri setajam mawar


Bismillahirrahmanirrahim..

Mataku menangkap sesosok wanita yang duduk tak jauh dariku. Di angkot yang sesak dan pengap ini, dia asik dengan dunianya sendiri. Entah apa yang sedang dia lakukan, dia hanya tertunduk tapi tidak tidur namun mulutnya terus berkomat kamit.

Aku memperhatikannya karena dia paling berbeda dari orang-orang yang ada di dalam angkot ini. Baju panjangnya, kerudung di kepalanya, seolah-olah tidak mengganggunya dari kesumpekan angkot ini.

Aah..daripada mikirin keanehannya dengan segala komat kamitnya, lebih baik aku membalas senyuman cowok di depanku yang dari tadi memperhatikanku.

***

Sedikit kisah menarik dalam kehidupan yang dialami sebagian wanita dan sebagian wanita yang lainnya dengan sudut yang berbeda.

Ada wanita yang bangga menjadi objek perhatian orang lain terutama laki-laki, pakaian yang menonjolkan aurat ataupun dandanan yang mencolok seolah-olah sudah menjadi sebuah kewajaran. Justru bila wanita yang tidak menonjolkan atau tidak berdandan yang menarik akan dipandang aneh.

Katanya kalau nggak kelihatan auratnya, nggak gaul. Kalau nggak dandan, nggak eksis. Dan kalau-kalau yang lain, yang membuat banyak wanita perlu menonjolkan dirinya hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan dan sebuah kebanggaan diri. Kehormatan dan rasa malu seakan-akan punah begitu saja bila dihadapkan dengan keinginan untuk diperhatikan banyak orang.

Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Apa kamu sebagai wanita mau disamakan dengan punuk unta yang miring? atau kah kamu bangga dengan pakaian tapi telanjang? Berlenggak lenggok tanpa rasa malu apalagi menjaga kehormatan di depan yang bukan mahromnya. Coba kamu renungkan sejenak, apakah kamu enggan mencium bau surga padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak ribuan kilometer?

Hanya karena ingin dibilang gaul, kamu rela disamkan dengan unta. Apalagi hanya gara-gara ingin diakui sebagai wanita yang tidak ketinggalan jaman dengan pakaian telanjang dan tabarruj, kamu dengan mudahnya merelakan surga. Naudzubillah.

Ukhti, karena kau adalah saudariku. Maka milikilah duri setajam mawar yang mampu melindungi dirimu dari keangkuhan pemangsa.

Ukhti, karena kau adalah saudariku. Maka milikilah duri setajam mawar yang mampu menjagamu dari sembarang tangan, karena dirimu bukan lah barang murah yang mampu disentuh siapapun dengan mudah.

Ukhti, karena aku sayang padamu. Maka milikilah duri setajam mawar melalui jilbabmu dan kehormatanmu karena kau adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia.


Wallahua’lam bish shawwab.

http://www.bukanmuslimahbiasa.com/2011/06/ukhti-milikilah-duri-setajam-mawar.html

Pliiss deh…Jangan Ge-eR!

 
Bismillahirrahmanirrahim…

Assalamu’alaikum , jangan lupa nanti sore rapat :) , senyumku terkembang tanpa aku sadari. Ah..SMS dari Fadhil, Ketua organisasi yang sedang aku ikuti. Sudah 2 bulan ini aku mendampinginya sebagai sekretarisnya, dan sudah 2 bulan pula ia begitu perhatian padaku.

Wa’alaikumsalam, insyaallah akhi :) ,  balasan SMS pun ku kirim. Masih dengan senyum yang terkembang, pikiranku pun melayang pada wajah Cool nya dan tiba-tiba teringat pada perhatian-perhatiannya. Bahkan ia sering meningatkanku untuk Tahajjud dan Tilawah, tak jarang pula ia SMS aku hanya untuk mengingatkanku menjaga kesehatan. Siapa coba yang tidak bahagia diberi perhatian lebih seperti itu?

“Syifa?” aku menoleh mencari asal suara masih dengan senyum lebar yang ditimbulkan dari getar-getar SMS dari Fadhil.

“Senyum-senyum terus, mikirin apa Neng?”Rita menggodaku, sedangkan aku yang digoda hanya nyengir kuda.

“Apaan sih?cerita dong!”Rita menyikut lenganku perlahan.

“Mau tauuu…aja!”Aku meninggalkan Rita begitu saja.

SMS-SMS dari Fadhil terus mengalir deras, sederas perasaanku padanya. Aku merasa yakin kalau Fadhil memiliki perasaan khusus padaku. Lama-lama hati ni penat juga, ingin rasanya menumpahkan rasa, apa arti dari perhatian Fadhil padaku selama ini? paling tidak kita jadi sama-sama tahu bahwa kita punya rasa.

Akhi, terimakasih atas perhatiannya selama ini, sms antum selalu memberikan semangat tersendiri pada ana :) . Ku balas SMS nya dengan penuh harap ia akan membalas dengan mengatakan perasaannya. Namun, sedetik, semenit, sejam, bahkan semalaman pun tak ada balasan darinya. Bikin Kecewa.

“Hei, kenapa?”Rita melihat mimik sedih pada wajahku.

“Lagi kecewa!”

“Kemaren senyum-senyum, sekarang manyun.”

“Gimana nggak kecewa? Dia perhatian banget sama aku, tapi perhatiannya nggak jelas banget mau dibawa kemana!”

“Emang mau di bawa kemana?”

“Paling nggak aku tahu lah perasaan dia.” Aku marah-marah nggak jelas.

“Maksudmu siapa?”

“Fadhil”

“Fadhil? emang perhatian kayak apa?” Rita mengerenyitkan dahi, bingung.

“SMS dia itu lho Rit, perhatian banget sama aku. Sering ngingetin itu ini, sering SMS ngasih semangat. Kan aku jadi ngerasa diperhatikan lebih, Rit.”

Tiba-tiba saja tawa Rita pecah, sampai ada beberapa teman mahasiswa yang menoleh pada kami.

“Jadi kamu pikir Fadhil perhatian sama kamu?” aku semakin bingung di tengah tawa Rita.

“Ini isi SMS nya Fadhil?” Rita menunjukkan Hp nya padaku. Lho, isinya sama dengan SMS yang ditujukan padaku.

“Aku juga diperhatikan sama dia donk.” Aku bengong, bukankah harusnya Rita sebel, jengkel karena bukan cuma dia yang diperhatikan sama Fadhil? Harusnya dia marah dong seperti aku marah karena merasa dipermainkan sama Fadhil. Mukaku semakin memerah.

“Heh..kamu ini bukannya marah karena dipermainkan Fadhil, kok malah ketawa gitu!” Aku menodongkan muka marah padanya, sebenernya sih sama Fadhil cuma kebetulan aja adanya Rita.

“Ngapain aku mesti marah, sebel, dongkol, toh sejak awal aku tahu kalau Fadhil suka ngirim SMS yang katamu perhatian itu. Tapi perhatiannya bukan cuma sama kamu atau sama aku, tapi sama semua anggota di organisasi kita. Nggak cuma yang akhwat aja yang dikirimin SMS ginian, yang Ikhwan juga kali. Kok bisa kamu nggak tahu? Kalau dia mau ngirim SMS khusus biasanya dia akan menambahkan kata akhi atau ukhti tergantung siapa yang dia kirimi SMS” Rita masih tertawa.

Aku langsung membuka SMS-SMS nya, ternyata apa yang dikatakan Rita benar, SMS khusus untukku hanya menanyakan tentang keorganisasian, dan Rita benar lagi kalau dia selalu mencantumkan kata Ukhti kalau ada SMS khusus untuknya, sedangkan untuk seluruh anggota organisasi, dia tidak menambahkan kata ukhti atau akhi.

Aku sungguh malu, bagaimana mungkin aku tidak tahu tentang ini. Bukankah anggota di organisasi kami banyak, kok tidak ada satu pun yang berbicara padaku tentang SMS itu, apa karena aku nya yang merasa tak perlu membicarakan SMS itu karena takut ada yang salah paham.Aahh…menyebalkan!

“Makanya jangan suka ke Ge eRan!” Rita masih bisa berbicara disela tawanya. Mukaku makin memerah, bukan karena marah tapi karena malu. Tetap saja aku merasa dipermainkan.

AKHI JAHAT. SMS pun terkirim padanya. Sedangkan yang dikirimi SMS tidak mengerti maksudnya, hanya bisa mengerenyitkan dahi dan mengelus dada.

***

Ingat sahabat, apapun yang dikirimkan lawan jenismu padamu entah itu dari SMS, ataupun lewat jejaring sosial, bukan berarti itu bentuk perhatian khusus untukmu. Bisa jadi dia kirimkan juga untuk orang lain, so jangan keGe-eRan dulu.

Terkhusus untukmu Ukhti, kamu sering kali merasa keGe-eRan apabila ada lawan jenis yang sedikit memperhatikanmu. Saya tahu itu adalah Fitrahmu yang memang senang diperhatikan, namun rasa itu harusnya bisa dikontrol menjadi lebih baik.

Kontrol lah rasa Ge-eR mu agar jangan sampai menjebakmu pada rasa kecewa, apalagi sampai menangis bombay…Pliss deh…nggak banget! Sehingga, jika ternyata si dia memiliki perhatian pada wanita lain, kamu tidak akan kecewa. Caranya, perhatian darinya jangan diperhatikan. Baca saja, tersenyumlah, lalu lupakan. Itu akan lebih baik.

Tetap Semangat Menggapai Jannah-Nya!

Duhai akhwat yang bersahaja..

Engkau adalah mutiara berharga..

Harapan bangsa dan agama..

Bukan hanya fisik yang harus dijaga…

Akhlak juga harus dihiasi..

dengan lembaran hidup islami…

Wallahua’lam bish Shawwab.

www.bukanmuslimahbiasa.com

Jangan Menantiku, cantik!

 
Bismillahirrahmanirrahim…

“Maukah anti menantikan ana, ukhti? Ana pasti akan segera melamar setelah selesai kuliah” ujar seorang ikhwan dibalik hijab internet. Tak ada jawaban, sepertinya akhwat di sebrang sana sedang menimbang-nimbang.

“Tapi kalau antum justru memilih orang lain gimana? Nanti ana nunggu lama ternyata antum nggak kunjung datang.”Akhwat ini masih berpikir yang masuk akal, belum dibutakan.

“Nggak ukhti, andai anti tahu harapan ini begitu besar. Tapi tak mengapa kalau anti nggak menunggu ana, mungkin anti bukan jodoh ana. Semoga saja ana mendapatkan jodoh seperti anti, karena hanya anti yang ana harapkan untuk jadi ummi dari anak-anak ana kelak,” aku sang ikhwan.

Luluhlah sudah mata dan hati sang akhwat dengan kata-kata pujangga, berhasilah sudah mereka membuat janji angan-angan yang tak pasti. Atau jangan-jangan itulah daya tarik syetan untuk mengawali sebuah hubungan yang  memuakkan.

***
Lain lagi dengan seorang akhwat yang sedang terlihat bersedih juga dibalik hijab Internet.

“Mas, yakinlah aku akan menanti kedatanganmu. Aku akan menunggumu menyelesaikan kuliahmu,”aku sang akhwat sendu.
 
“Aku yakin adik mampu, tapi banyak hal yang perlu pikirkan selain menanti kehadiranku. Laki-laki mana yang nggak senang kalau dinantikan kehadirannya. Cuma, kau berhak untuk tidak menantikanku ukhti. Kau tau, aku tak ingin terbebani rasa penantian, dimana ketika kau dan aku nggak berjodoh, mungkin akan terasa sakit,” balas seorang ikhwan disebrang sana.

“Tapi aku..”

“Afwan dik, aku nggak mau memberimu harapan apa-apa dan aku juga nggak berharap terlalu banyak padamu. Dan maaf sekiranya hubungan ini, kau anggap sebagai harapan. Plis, jangan menantiku. Kau pun berhak bahagia, menantiku bukan pilihan untuk bahagia, karena semua masih gelap di depan sana.”

Aku memang mencintaimu tapi aku juga berhak berharap ada cahaya di kegelapan. Tapi kau benar mas, tak ada kepastian di depan sana, karena aku dan kamu tak pernah tahu siapa jodoh kita kelak. Sedangkan harapan hanya keinginan manusia yang sering kali disusupi syetan. Ya, mungkin syetan tengah menyusupi hatiku dengan nafsu yang tak pernah aku sadari. Andai semua laki-laki paham arti penantian.

***

Ya, andai semua laki-laki paham betapa beratnya rasa penantian yang kadang terasa amat panjang, dan tak jarang di akhir penantian ternyata menyakitkan.

Aku nggak mau membahas siapa yang salah atau siapa menanti siapa, yang ingin aku bahas ketika kamu memberikan harapan untuk sebuah penantian, benarkah kamu akan mampu mewujudkannya?

Menanti hanya teori yang terlihat begitu mudah, tapi faktanya nggak semudah membalikkan telapak tangan. Wajar kok, kalau setiap insan merindukan pendamping, menanti-nanti saipakah yang akan menjadi jodoh seumur hidupnya. Hanya saja akan menjadi nggak wajar ketika sebuah penantian menjadi bagian dari sebuah permainan.

Permainan dua insan yang belum halal saling menanti dalam ketidakpastian, karena katanya cinta, katanya sayang, katanya dan katanya lagi dengan berbagai alasan, jadi nekat untuk tetap berjalan di lorong yang nggak pernah tahu dimana dan kapan sampai ujungnya. Dan kamu tahu, bagian ini lah yang paling disukai syetan.

Karena dianggap saling menanti, pacaran berbungkus ta’aruf pun jadi, maksiat sudah nggak pernah dianggap lagi, pokoknya terobos halang rintang sekalipun melanggar syariat. Syetan tengah bekerja begitu mudahnya karena hatimu sudah nggak ada pelindungnya. Yang penting menyenangkan, padahal kamu nggak pernah tahu apa yang akan menantimu di depan.

Benarkah jodohmu adalah dia yang kamu nantikan, setelah sekian lama kamu hanya saling sapa dengan obrolan sok manis, sok perhatian. Sayangnya, banyak dari mereka hanya ingin menggoda saja, bahkan cuma ingin menunjukkan kehebatan mereka dalam takluk menaklukkan. Dan bisa saja kamu menjadi salah satu korbannya.

Mendingan kamu menantikan jodoh pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala daripada hanya menantikan ketidak pastian, iya kalau dia ternyata jodohmu, kalau bukan? Penantian panjang yang sia-sia kan? Bersabarlah cantik,penantianmu tak akan pernah sia-sia jika kau pasrahkan pada-Nya.

Bolehlah kalau kamu bilang itu salah satu ikhtiar, tapi pikirkanlah apakah tak ada ikhtiar yang lain sampai kamu rela menantinya? Bila itu bagian dari ikhtiar, kamu dan dia nggak akan menunda-nunda untuk segera menikmati kehalalan, bukan menikmati yang sebaliknya walaupun terlihat menyenangkan.

Cantik, menantilah di jalan yang diridhio Allah dan Dia akan menuntunmu pada  penantian yang tak akan pernah menyakitimu. Hentikanlah untuk berharap pada kekosongan, yakinilah jika dia memang serius untuk menjalani sebuah hubungan, dia akan melamarmu bukan memberimu angan-angan. Sadarilah, jangan ragu menolak jalan yang nggak di ridhoi-Nya.

Ikhwan, kau sangat tahu banyak wanita sedang menanti kehadiranmu. Jangan kau manfaatkan kelemahan mereka sebagai pelampiasan kehebatanmu dalam menaklukkan mereka. Bukankah kau ingin mendapatkan wanita shalihah yang akan melahirkan generasi Rabbani yang memanggilmu ‘Abi’? Bagaimana mungkin kau akan mendapatkannya jika kau masih meruntuhkan harapan wanita-wanita yang sedang galau akan jodohnya? Janji Allah pastilah benar, bila kau mensholehkan diri, insyaallah kau pun akan mendapatkan yang sebanding denganmu.

Jikalau sesuatu dimulai dengan yang tidak baik maka hasilnya pun akan jauh dari kata baik, namun jika sesuatu dimulai dengan yang baik sesuai syariat yang Allah berikan, insyaallah akhirnya pun pasti membuatmu tersenyum cantik :) 

Wallahua’lam bish Shawwab.

www.bukanmuslimahbiasa.com
(A.I)

Kau Tak akan Pernah Menemukannya.!


Bismillahirrahmanirrahim…

“Nggak ah, dia kurang tinggi. Ntar kalo jalan sama  aku kayak anak tangga berjalan. No..No..No…jorok pula!” Kata Anindia sambil mengibas-ngibaskan jari telunjuknya.

“Ah, kebanyakan permintaan! Yang ini kurang tinggi, yang kemarin kurang Macho, yang kemarinnya lagi kurang keren. Maumu yang kayak gimana sih, Nin?” ujarku sebal.

“Yang tinggi, yang kaya, yang macho, yang keren, harus pinter, bla…bla…bla….”

“Tauuu…ah!” Kututupkan tangan di kedua belah telingaku.

“Ihh…gimana donk? aku emang nggak bisa menerima mereka, mereka nggak sesuai sama kriteriaku!”

“Terus aja cari! Ubek-ubek aja dunia, ntar kalo ketemu yang sempurna, kamu jangan ilfil ya kalau ternyata dia juga masih suka ngupil atau kentut..hahaha.”

“Idih, jorok ih!”

“Mana ada manusia yang nggak ngupil atau ngentut? Manusiawi itu mah! Kalau kamu nggak mau nerima, ya cari aja yang nggak suka ngupil atau kentut. Kalau udah ketemu, bilang-bilang ya.”

Aku ngacir meninggalkan Anindia sambil cengar cengir.

***

Kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, benar! Tak ada yang meragukan ini termasuk aku, kamu, kita. Namun, masih banyak yang meragukan bahwa dirinya bisa menerima orang yang kurang sempurna menurutnya.

Alasannya sih, karena kalau cocok dengan impian bisa membuat sebuah perkawinan menjadi langgeng, benarkah? Kamu mungkin bisa membayangkan, betapa bahagianya seseorang yang mendapatkan orang yang diimpikan dan dicintainya menjadi belahan jiwa setelah akad. Aku pun yakin kalau kamu mempunya impian yang sama.

Kelanggengan sebuah pernikahan bukan hanya karena kamu menikah dengan pilihanmu, orang yang kamu cintai, atau orang yang menurutmu dan membuatmu sempurna, tapi karena kamu dan dia bisa saling menerima keadaan masing-masing, keadaan dimana kalian tidak pernah bisa sempurna.

Ketika kesempurnaan itu menjadi sebuah inti dari impian, maka yakinlah kamu akan kecewa. Jika suatu saat nanti pasanganmu melakukan sesuatu yang jauh dari rasa sempurnamu, kamu akan merasa bahwa kamu telah dikhianati olehnya. Padahal yang mengkhianatimu adalah impian kesempurnaanmu.

Itulah yang dirasakan sebagian orang yang melakukan, hubungan tanpa status, pacaran, ta’aruf ‘kacangan’, atau apalah namanya. Dia tahu bahwa pasangan tanpa statusnya tidaklah sempurna, hanya saja yang dia lihat cuma yang baik-baiknya saja. Begitu juga sama pasangannya, yang dia perlihatkan cuma yang bagus-bagusnya aja, giliran yang jelek kudu diumpetin. Namun, saat dia telang menggelar akad dan tahu pasangannya tidak sesempurna ketika pacaran, dia langsung menangis bahkan nyaris bunuh diri. Tapi, itulah pilihan. Kamu, aku, kita diberi akal untuk membedakan mana yang seharusnya dinilai sempurna, dan mana yang hanya kebohongan.

Ingatlah sobat BMB, kita hidup bukan untuk mencari kesempurnaan, namun untuk melengkapi ketidaksempurnaan. Impian kita bolehlah sempurna, mendambakan pangeran berkuda putih, hanya saja kita juga harus paham kalau sang pangeran bisa saja orang yang pelupa, nggak keren, bahkan mungkin jorok. 

Tugas kitalah yang nantinya untuk menyempurnakannya. Ketika dia lupa, kitalah yang mengingatkan. Kalau dia nggak keren, kita buat keren. Kalau dia jorok, tugas kita untuk membantunya membersihkan yang seharusnya.

Kita sempurna jika kita mau menerima ketidaksempurnaan. Jika kamu ingin mencari kesempurnaan dari seseorang, maka kamu tak akan pernah menemukannya.

Wallahua’lam bish Shawwab.

sumber: www.bukanmuslimahbiasa.com
(A.I)

Why Me?

 
Bismillahirrahmanirrahim…

“Iihhh…. Kenapa yang dibahas selalu wanita sih? Lagi-lagi yang dipermasalahkan kesamaan  gender, Poligami terus sekarang neraka juga katanya milik wanita. Segitunya ya jadi wanita!” Curhat seorang sahabat BMB padaku.

“Sesungguhnya aku melihat kalian ( Wanita )sebagai penghuni neraka terbanyak.” (Hr. Bukhari dan Muslim).

Waw… Ada apa nih sama wanita? Apa karena di dunia ini udah tampak kalau wanita lebih banyak dari laki-laki, atau karena terlalu banyak “pameran” wanita dimana-mana.

Coba kita pahami kata Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya : “Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal.

Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369)

Masyaallah… Saya jadi ingat kata Rabiatul adawiyah bahwa laki-laki memiliki satu nafsu dan sembilan akal, sedangkan wanita memiliki satu akal dan sembilan nafsu..hohoho… Menakjubkan… Tidak heran kalau Imam Qurthubi berkata hawa nafsu mendominasi wanita,tapi..perlu digarisbawahi..kadang-kadang atau mungkin kebanyakan laki-laki yang memiliki sembilan akal tidak mampu menahan satu nafsu yaa nafsu syahwat , dan sayangnya, wanita yang memiliki satu akal tetep aja nggak mampu menahan sembilan nafsunya apalagi nafsu terhadap harta.

Apa yang di katakan Imam Qurthubi tentang penyelewengan agama bisa kita liat dari banyaknya yang mengaku wanita, muslimah ,atau akhwat yang sejatinya memakai baju tapi telanjang, berlenggak lenggok karena sombong dan nggak taat terhadap Allah dan suaminya, bahkan mereka tidak bisa mencium wangi surga padahal wanginya bisa dicium dari jarak yang teramat jauh..Naudzubillah..

Nggak salah kalau ternyata penduduk neraka banyak wanita, lihatlah betapa banyak wanita dengan “pameran” aurat dimana-mana, bahkan dijadikan komuditas untuk dijual auratnya demi keuntungan dunia yang akan hilang pada waktunya, liat saja di televisi banyak iklan atau film-film yang didominasi kaum hawa dengan menonjolkan aurat mereka. Biarlah mereka mungkin tak tau malu, jadi berbuat sesuka mereka, Rosulpun berkata demikian kalau sudah nggak punya malu, berbuatlah sesukamu.

So.. Benahilah pakainamu sesuai syariat, menutup aurat dari ujung rambut sampai ujung kaki kcuali telapak tangan dan wajah( An Nur 31) dan pakailah jilbabmu sesuai yang sudah ditentukan (Al ahzab59), tidak ketat alias longgar, tidak menerawang, tidak tabarruj,dan tidak memakai wangi-wangian yang bisa menimbulkan fitnah.

Nggak cuma penutupan aurat yang perlu dibenahi, tapi bagi yang sudah memiliki suami, kufur terhadap suami bisa mengakibatkan kita terjerumus pada neraka, ini disampaikan Rasulullah terhadap sahabat-sahabatnya
“Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

Kalau pun ada manusia yang boleh sujud terhadap manusia lainya, maka istri harus sujud terhadap suaminya, begitulah sabda Rasulullah..aahh..sepertinya mudah untuk patuh terhadap suami, nyatanya tidak semudah yang terlihat karena setiap manusia memiliki karakter dan pribadi masing-masing, tentu dengan keunikannya sendiri-sendiri. Jadi terkadang masing-masing suka “ngedumel” alias ngomel-ngomel.  Biarlah hal itu jadi kebijakan antara suami istri untuk saling menjaga dengan segala perbedaan.

Itu tadi kenapa banyak penghuni neraka dari kaum hawa,tapi yang merasa kaum adam jangan merasa bangga, tugas kalian lebih berat dari pada kami, kalianlah yang bertanggung jawab terhadap kami, bahkan kami di janjikanlebih hebat dari bidadari surga (hadits) apabila kami mampu menjadi sholihah. Dan  kami akan berusaha untuk itu..Insyaallah..

Pertanyaan menarik saya dikemukakan sahabat saya,”Kenapa Hantu, jin, setan, kebanyakan digambarkan sebagai wanita, bukannya ini pelecehan terhadap wanita?”.

Wanita dengan seluruh auratnya bisa mengandung fitnah, bahkan dalam sebuah hadits digambarkan,wanita bila menghadap depan di atasnya ada setan agar semua laki-laki melihatnya, apabila wanita menghadap belakang di atasnya pun akan ada setan agar laki-laki tetap melihatnya..sungguh setan..pintarnya dirimu..
Bisa jadi asumsi masyarakat tentang bentuk hantu kebanyakan wanita karena wanita itu bisa lebih menakutkan dari pada setan manapun dengan “pameran” auratnya, bisa jadi karena doktrin film-film kalau nggak hantunya wanita yaa nggak serem bahkan kalau nggak dibumbui dengan yang sexy-sexy bisa nggak laku  filmnya..Naudzubillah..

Kita hidup berdampingan, kita wajib saling menolong, kami (muslimah) tercipta dari tulang yang bengkok, nggak bisa diluruskan begitu saja, bisa patah ntar. Kami juga nggak mau untuk terus bengkok, apalagi bengkok dari ketentuan Allah, kita luruskan bersama-sama itu akan lebih baik, agar tercipta generasi yang lurus dan kuat untuk membangun keimanan kita agar bisa menembus surgaNya.

Menjadi wanita itu indah..Menjadi muslimah itu lebih indah..Menjadi mukminah jauh lebih indah..tapi menjadi Sholihah itu adalah pilihan.

Wallahua’lam bi Showwab.

sumber : www.bukanmuslimahbiasa.com

Kamis, 07 November 2013

Runtuhnya Pesona Kecantikan

 
 
Bismillahirrahmanirrahim..

Telah lama ku menanti, tak seorang pun datang melamarku. Apa karna aku tak sempurna jadi tak ada yang mau menikah denganku? Tubuhku yang tidak ideal alias kelebihan berat, membuatku semakin yakin bahwa aku memang tidak memiliki jodoh. Tak salah bila sebagian orang menilaiku sebagai perawa tua, karna umurku yang hampir menginjak kepala empat.

Untuk sebagian orang yang lain mungkin lebih bijak dalam berpikir, mereka wajar melihatku belum menikah karna perihal fisikku.

“ Ummi, aku hanya bisa pasrah,” kataku pada Ummi.

“ Pasrah itu bukan berarti hanya diam saja, Nak. Coba lah istikharah dan giatkan sunnah,” Ummi memotivasiku. Namun hati ini sudah enggan untuk terus berharap.

Betapa iri hati ini melihat sepasang suami istri bergandengan bersama anak-anak mereka, anak-anak yang lucu dengan tingkah polahnya. Indah sekali jika anak-anak mengiasi rumah kami..aahh..bagaimana mungkin aku menginginkan seorang anak jika aku belum menemukan pasangan yang Allah tujukan untukku.

Betapa banyak orang yang begitu mementingkan fisiknya daripada agamanya, bahkan banyak orang yang terlena dengan bentuk fisik yang aduhai bak model atau artis. Coba tanya saja sebagian laki-laki di eraglobalisasi ini jika ditanya, wanita yang seperti apa yang mereka idamkan ? Ada yang bilang suka yang cantik, bahkan yang sexy. Tapi ada juga yang masih mengharapkan wanita shalihah.

Tidak ada yang salah kalau kamu mengharapkan wanita yang cantik, tapi coba tanyakan pada hatimu, apakah itu yang terpenting dalam perjalanan bahteramu di dunia? Bukankah kecantikan itu relatif ? lalu mengapa banyak yang menganggap bahwa cantik itu kulit yang mulus, wajah yang bersih, hidung yang mancung, dan tinggi yang semampai ? Sebuah persepsi dan doktrin media yang sangat mempengaruhi hati dan pikiran kamu.

Karna melihat media menanyangkan wajah wanita itu seperti ini dan itu, maka otak kamu menerima bahwa wanita cantik itu memang berciri sempurna, seperti ajang-ajang putri kecantikan nasional maupun internasional. Itu lah cantik katanya.

Rasulullah bersabda :
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena martabatnya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka hendaklah engkau mendapat wanita yang baik agamanya agar engkau beruntung dan tidak merugi.” (Riwayat al-Bukhāri)

Rasulullah memang tidak melarang bahkan membolehkan kamu mengharapkan wanita cantik atau laki-laki tampan untuk menghiasi rumah tanggamu. Namun tidak ada yang lebih penting dari itu semua selain Agamanya. Tentu agamanya lah yang mampu membuatnya semakin cantik ketimbang kamu melihatnya hanya dari segi fisik.

Kalau ada yang cantik tapi akhlaknya nol dan ada wanita yang biasa-biasa saja tapi kecintaanNya terhadap Allah sangat besar. Maka pilihlah wanita yang mencintai Allah, karna wanita shalihah bak mutiara akan mampu membawamu sampai JannahNya. Tapi saya yakin, semua wanita didunia ini cantik , hanya takwa nyalah yang membedakan.
Bunga yang tak harum justru dicari banyak lebah karna madunya lebih banyak daripada bunga yang harum tapi tak ada madunya. Istri shalihah banyak dinanti dan dicari daripada istri yang tak tunduk terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Wallahua’lam bish shawwab.



www.bukanmuslimahbiasa.com

TTM ( Ta’aruf tapi Mesra )

TTM ( Ta’aruf tapi Mesra )

 
Bismillahirrahmanirrahim..

” Assalamualaikum ukhti, jangan lupa makan ya? ana nggak mau kalau nanti jadi istri ana, ukhti kena sakit maag atau kurusan.”

SMS dikirim..

SMS diterima..

“Wa’alaikumsalam akhi, iya akhi. Insyaallah ana nggak telat makan. Makasih banget ya, masih ta’aruf aja udah diperhatikan seperti ini apalagi nanti kalau jadi istri akhi, pasti jadi wanita paling bahagia.”

====================================
WoW.. PEDE aja gitu, SMS an dengan kata mesra yang bergejolak-jolak bawa kata-kata islami untuk menghalalkan ragam kemesraan.

Tak mudah memang menutupi rasa yang seharusnya tak terungkapkan begitu saja, tak diumbar begitu mudah. Seperti cinta yang tak pernah ada harganya, layaknya para pemuja cinta yang sudah kehilangan kendali bahkan telah hilang dalam mengenali bagaimana rasanya cinta.

Para pejuang cinta yang tidak mengenal cinta karena terlalu sering mengumbar cinta, bahkan agar terkesan islami untuk menutupi keinginan “pacaran” banyak yang menggunakan kata ta’aruf, namun sayangnya didalamnya tak jauh berbeda dengan kemaksiatan yang sudah terencana.

Bukankah  para pemulung yang biasa bekerja di tempat sampah sudah begitu terbiasa dengan bau sampah, begitupula maksiat, orang yang biasa berkecimpung dengan baunya maksiat, sudah tidak sadar lagi bahkan tidak terganggu justru ditutupi dengan gaya islami.

Seakan-akan ta’aruf adalah penghalalan sebuah hubungan lawan jenis, bisa mesra-mesraan, bisa sayang-sayang. Aduh Sobat, apa kata akhirat kalau seperti ini terus?

Potret remaja masa kini, dilarang pacaran larinya ke ta’aruf, tapi setelah ta’aruf sama saja ketika berpacaran. Lantas apanya yang mau di syar’i kan kalau kelakuannya sama saja, tidak mengenal batasan dalam berbicara meski dengan dalih ta’aruf.

Apakah telah hilang rasa malu di dunia ini sehingga banyak manusia yang sudah tidak berpikir dengan akal sehat? karena merasa bahwa yang mereka perbuat adalah hal yang benar asal membawa nama agama, nah lho padahal dengan membawa nama agama tapi didalamnya jauh dari apa yang di ajarkan, berarti sudah hilang akal sehatnya, iya apa iya?

Sahabat BMB, bukan maksud ingin menggurui, bukan maksud ingin mencampuri kesenangan kalian, tapi bukankah saya sebagai seorang saudara wajib untuk saling mengingatkan dalam kebenaran?
Ta’aruf bukanlah pacaran yang dengannya kita jadi boleh bermesraan, bahkan setelah khitbahpun yang sudah mendekati fase pernikahan pun masih tidak dibolehkan untuk bermesra-mesraan lewat media manapun, apalagi baru sebatas ta’aruf. Bukankah islam sudah mengatur ta’aruf syari yang bila dilakukan harus ada wali yang mendampingi.

Mari perbaiki diri kita, agar kita dijauhkan dari sifat-sifat jahil. Bukankah wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik pula? Tetaplah berjalan dalam koridor syariat agar Allah selalu meridhoi langkah kita.

(A.I)


sumber : www.bukanmuslimahbiasa.com

Jangan Marah Bila Ku Goda!

 

Bismillahirrahmanirrahim..

“Mbak nggak kedinginan?” Jaka mencoba menggoda perempuan di sebelahnya.

Beberapa detik, Jaka masih saja menunggu jawaban. Jaka terus men-scan perempuan di sebelahnya: sandal jepit; kaki yang jenjang dengan rok beberapa senti di atas lutut; satu inci bagian perut terbuka; tshirt ekstra ketat; kulit putih; paras yang menarik; blackberry gemini yang digenggam erat, entah yang apa di otaknya mendapati pemandangan “indah” itu.

Dara, si perempuan, sontak berdiri, merasa terganggu dengan pandangan itu beralih ke sisi lain tembok teras sempit apotek itu. Tangannya lantas sibuk menurunkan bagian bawah t-shirt ketatnya hingga menutupi sela-sela perutnya yang sedikit terlihat.Tiba-tiba hilang rasa pedenya, rasa bangga atas status ‘gaul’ yang ia coba bangun dengan pakaiannya yang serba mini itu. 

Perasaan gondok mulai menguasainya, risih dan sebal kepada pemuda iseng yang sama sekali tak pernah didapatinya sebelum ia mengantri di apotek itu.

“Mbak, bajunya seksi banget loh, nggak takut digodain?” Jaka mengumpankan sebuah pertanyaan lagi.
Sewot dan marah Dara menjawab, “Biarin, badan-badan gue, terserah gue pake baju kek gimana! Toh apntes-pantes aja gue pake baju kayak gini!! Mata lo tuh gak bisa dijaga, jelalatan banget sih!!”

“Lah, terserah mata saya mbak, wong saya yang punya mata kok mbak sewot? Bukannya mbak pake pakean gitu biar menarik, nih saya tertarik, harusnya mbak bersyukur dong?” Jaka menjawab dengan nada yang santai.

“Dasar pikiran mesum!!”Singkat, padat, Dara melabeli pemuda asing dihadapannya.

“Weh, ini kan terserah otak saya, orang otak ini otak saya sendiri, pikiran-pikiran saya sendiri, kok mbak yang sewot sih!!

Dan darapun bergegas pergi dari pelataran apotek itu, tak dipedulikan resep obat yang belum selesai diracik oleh sang apoteker…

***
Kenapa sewot? Kenapa marah? bukankah membuka aurat adalah pilihanmu? Mengapa kalau ada yang menggoda auratmu kamu harus marah?

Atau kamu bukannya marah tapi merasa harus “jual mahal”? Aurat yang sudah buka-bukaan bukankah sudah menjadi milik bersama? bukankah itu keinginanmu?

Saudariku, apalagi yang menjadi kehormatanmu bila kamu sendiri yang sudah memilih untuk menngumbar kehormatanmu. Tak ada lagi yang bisa kamu anggap sebuah kehormatan kalau dirimu sendiri enggan untuk menjaganya.

Kamu justru merasa orang lain yang menggodamu sedang melecehkanmu, tapi kamu lupa bahwa kamu sedang melecehkan dirimu sendiri. Kamu tidak sadar bahwa kamu sedang merusak harga dirimu sendiri dengan membiarkan auratmu dipandang siapapun.

Saudariku, sungguh aku tak sanggup bila melihatmu, aku tak sanggup menatapmu, ada rasa ingin menangis dipelukmu, namun itu adalah pilihanmu, keinginanmu. Karena kamu merasa bahwa membuka aurat adalah bagian dari rasa percaya dirimu, padahal tahukah kamu kalau rasa percaya dirimu hanyalah mengikuti keindahan dunia yang bernama Trend Pergaulan.

Saudariku, mengertilah bahwa aku sangat menyayangimu. Tak sanggup aku bila melihat saudariku menghancurkan dirinya sendiri demi kenikmatan dunia sesaat.

Karena Hijab adalah Imanmu..
Karena Hijab adalah Pelindungmu..
Karena Hijab adalah Kemuliaanmu..
Karena Hijab adalah Kesuciaanmu..
Karena Hijab adalah Taqwamu..
Karena Hijab adalah Rasa Malumu..

Wallahu a’lam bish shawwab.



www.bukanmuslimahbiasa.com

Jilbab? Nggak Banget!

 

Bismillahirrahmanirrahim…

Katakanlah aku wanita yang enggan dikekang oleh apapun dan siapapun, apalagi dengan sebuah sistem aturan yang bernama agama. Aahhh…capek kalo udah mendengar ceramah-ceramah yang itu-itu saja, katanya semua agama mengajak pada kebaikan, nyatanya hanyalah sebuah rantai untuk mengekang kepribadian seseorang. Agama islam yang ada di KTP ku hanyalah sekedar sarana agar aku nampak beragama, tapi kalo suruh ngikutin aturan islam,adduuuhhh…apalagi dengan yang namanya tutup kepala, kerudung, jilbab, Nggak banget! Ngeliatnya aja gerah, apalagi makenya.

Hingga suatu hari, seseorang menyadarkanku dari kegelapan yang berkepanjangan. Cahaya yang merasuk hatiku, lambat laun mulai bersinar lebih terang. Dia adalah sahabatku.
Entah sejak kapan dia mengenakan jilbab, jilbab yang sangat aku benci. Tapi karena sahabatku yang memakainya, mau nggak mau, aku juga tetap dekat dengannnya, toh aku benci dengan jilbabnya bukan dengan sahabatku. Aku pun mulai iseng bertanya.

“Ngapain sih Cha, pake baju kayak ginian?” aku sengaja mengibaskan jilbab yang dikenakannya.

“Kok ngapain sih Mel, aku cuma ingin ngikutin apa yang diperintahkan sama Allah.”Dia pun tersenyum, aku akuin dia makin manis dengan jilbabnya.

“Lho Cha, bukannya kita udah sepakat, kalo agama itu cuma pengekang. Toh tanpa jilbab juga kamu masih islam, jilbab itu cuma simbol Cha, yang penting kan kita percaya Tuhan itu ada. Percaya sama Tuhan bukan berarti jadi harus pakai jilbab kan Cha?”

“Bener kok Mel, yang penting kita percaya dengan Tuhan. Kalo semisal nih Mel, kamu lagi belajar naek mobil, kamu percaya kan sama guru menyetirmu, jadi setiap apa yang gurumu bilang kamu turutin kan? Apalagi belajarnya di jalan raya, kalo nggak dituruti bisa nabrak kan?” kata Amel sahabatku. Aku mengangguk menyetujuinya.

“Nah begitu juga aku Mel, aku percaya adanya Tuhan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aku nggak mau nabrak Mel, apalagi sampai masuk jurang. Kalo masuk jurang, bisa patah tulang, koma, bahkan mati. Aku nggak mau sampai kayak gitu, aku benar-benar takut kalo malaikat maut membawaku ketika aku lagi nggak nurut sama Allah. Entah malaikat maut itu akan datang besok, hari ini, sejam lagi, atau bahkan 5 menit lagi. Makanya Mel, sekarang aku pengen nurut, Allah memerintahkan kita sebagai perempuan pakai jilbab. Pasti ada alasannya, alasannya apalagi kalo bukan buat melindungi kita,” katanya.

“Kamu tau Mel, dulu kita seneng banget kalo ada yang menggoda kita. Merasa diri kita cantik, populer, jadi trendsetter, tapi kita nggak pernah merasa kalo mereka yang udah menggoda kita sebenarnya sedang melecehkan kita. Mereka merasa kalo kita sebagai perempuan juga sedang menggoda mereka dengan pakaian kita, jadi ketika mereka menggoda, melecehkan kita, nggak sepenuhnya salah mereka. Bahkan mungkin semuanya salah kita, atau mungkin kita yang dulu sangat suka dilecehkan meskipun nggak sadar” lanjutnya.

“Hegh!” Aku tersentak sampai dadaku terasa begitu sesak. Butiran bening yang dikeluarkan mata sahabatku sedari tadi, akhirnya menular padaku. Aku segera memeluknya.

Yaa Allah, apa yang aku lakukan? kenapa Kau baru mengingatkanku sekarang? Kenapa?. Hatiku terus berkecamuk menyalahkan diriku sendiri, bukankah Allah sudah mengingatkanku semenjak dulu, semenjak orang-orang di sekelilingku sedikit demi sedikit memakai jilbab.

Aku pun semakin erat memeluk sahabatku, janjiku hari ini juga aku akan memakai jilbab, meski untuk saat ini aku meminjam milik sahabatku.

Wallahua’lam bish shawwab.


sumber : www.bukanmuslimahbiasa.com

Getaran Cinta



Bismillahirrahmanirrahim

“Hoy, ngelamunin apaan?”

Anggi tergagap.

“engg..nggak kok!” seulas senyum dikembangkan buat menutupi keterkejutannya.

“Ngelamunin apa sih, Nggi? si dia ya?”

Kembali sebuah senyum menjawabnya.

“Apa sih enaknya ngelamunin cowok? Berkhayal kalo nanti dia bakalan datang naek kuda putih ya, Nggi?”

Tak ada jawaban, hanya pipi yang memerah pertanda rasa malunya memuncak.
***

Melamun, mengkhayal mungkin untuk sebagian dari kamu menyenangkan, karena dengan mengkhayal seolah-olah semua keinginan sudah bisa tergenggam, apalagi mengkhayal tentang si dia, sang kekasih hati.
Kalau sedang jatuh cinta, makan males, mandi enggan, tidur susah, sukanya ngelamun terus. Mengkhayal si dia, sedang apa ya dia, sekarang dia lagi makan apa ya, seandainya aku disana pasti…bla…bla…dan bla… Hanya mengkhayal saja sangat menyenangkan.

Biasanya kamu yang sedang jatuh cinta akan senang melihat sesuatu yang dia pakai, dia sukai, dia miliki. Kalau lihat motornya si dia sedang terpakir, hati rasanya langsung bergetar. Walau cuma melihat status dia, hati rasanya berbunga-bunga merasa bahwa statusnya ditujukan untukmu. Getaran yang mengasyikkan. Cinta gitu lho!

Keindahan inilah yang mengantarkan kamu menjadi seorang pelamun dan penghayal, padahal hayalanmu hanyalah bentuk dari buang-buang waktu dan kesia-siaan. Apa yang bisa didapatkan dari mengkhayal selain senyum-senyum, membayangkan si dia bahkan bisa berakibat lalai dari mengingat kematiaan, dan yang fatal adalah lupa bahwa ada Allah Azza Wa Jalla yang mengawasimu.

Cinta memang begitu indah sehingga kamu mudah terbuai oleh keindahannya. Cinta pulalah yang mampu membuat hatimu bergetar ketika mendengar nama sang kekasih disebut, serta merta senyum pun terkembang. Namun, apakah getaran dan senyum itu akan hadir ketika kamu mendengar nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala?

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.”(QS.Al Anfal 2-4)

Berapa kali aku, kamu, kita pernah bergetar hatinya ketika disebutkan Asma Allah? Atau sudah berapa banyak aku, kamu, kita , menangis ketika ayat-ayatNya dilantunkan? Malah mungkin banyak yang acuh ketika ayat-ayatNya dilantunkan karena asik mengkhayal, asik curhat di BBM , asik Facebookan.

Lain sekali ketika nama sang pujaan hati disebut sekali saja, sudah melambungkan khayalan, sudah menggetarkan hati berkali-kali. Sungguh bila hati mampu berkata, ia akan menangis dan bersedih, kenapa begitu mudah bergetar ketika disebut nama pujaan hati sedangkan begitu sulit ketika Asma Allah disebutkan? Apakah kamu tidak iri kepada orang-orang beriman yang mampu tergetar hatinya karena begitu cintanya ia pada Allah? Sungguh, aku sangat iri.

Tak mungkin dipungkiri, mengkhayal dan melamun adalah cara syetan untuk melalaikanmu dari mengingatNya bahkan agar kamu tidak mencintaiNya sebagaimana kamu mencintai makhlukNya. Padahal seharunya kamu lebih mencintai Sang Pemilik Cinta ketimbang makhlukNya, namun ternyata lebih banyak yang sebaliknya.

Mengkhayal keberadaan cinta memang menyenangkan, tapi ingatlah kesenangan itulah yang melalaikanmu. Lebih baik ketika cinta itu hadir kepada makhlukNya, jangan sampai terlalaikan oleh cintanya. Berilah cinta yang lebih tinggi pada Sang Pecinta, yakinlah Dia justru akan memberimu cinta yang terindah dari 
 makhlukNya.

Wallahua’lam bish Shawwab

(A.I)


sumber : www.bukanmuslimahbiasa.com

Segumpal Rindu Untuk Saudariku


 

Ijinkan aku sedikit bercerita padamu, sahabat. Dulu aku mengenalnya sebagai wanita shalehah, jilbabnya yang anggun tak sedikitpun menampakkan lekukan tubuhnya, kerudungnya yang lebar membuatnya tampak begitu cantilk. Kalau ditanya kosmetik apa yang diapakai, dia hanya akan menjawab cukup wudhu saja.
Aku sebagai seorang wanita pun terpesona padanya, pada ketulusannya juga pada keistiqomahannya, pada apa yang dia yakini. Hal itu juga yang menginpirasiku untuk turut mengikuti jejaknya berkerudung meskipun masih belum berani berjilbab sempurna sepertinya. Shalatku yang bolong-bolong, atas bimbingannya secara perlahan menjadi sempurna, bahkan selalu mengikutinya untuk shalat tepat waktu.

Waktu, yaa waktu ternyata bisa merubah segalanya. Seiring aku semakin menyempurnakan penutup auratku, dia justru sedikit demi sedikit semakin membuka auratnya. Kecewa, sedih, apalagi setelah tahu bahwa karena seorang laki-laki dia bisa melakukan itu. Entah, laki-laki seperti apa yang tega menjauhkan dia dari agamanya.

Beberapa  hari yang lalu aku kembali bertemu dengannya, walaupun sekedar di Facebook. Aku begitu senang, meskipun dia tidak berubah sedikitpun, masih tanpa jilbab bahkan makin berani menampakkan auratnya dengan pakaian ‘kekurangan bahan’ yang dia perlihatkan di foto profile Facebooknya.

Beberapa tahun tidak bertemu mengantarkannya pada kisah romantis tapi berakhir tragis, dia menikah dengan laki-laki yang dikenalkannya padaku dulu. Tanpa perlu aku tanya, dia bercerita tentang perubahannya. Semua petaka ini berawal ketika dia bertemu dengan laki-laki itu yang sekarang menjadi suaminya, rayuannya membuat dia mempreteli satu per satu pakaian takwanya menjadi pakaian serba minim. Laki-laki ini rupanya sangat menyukai wanita yang menampakkan auratnya, makanya dia rela mencampakkan kewajiban dari agamanya demi mendapatkan cinta sang pujaan hati.
Benar saja, setelah pakaian takwanya terlepas, sang lelaki akhirnya ‘mau’ dengan dirinya. Namun sayang, kemauan sang lelaki ada maksud yang tersembunyi. Dia hamil di luar nikah dan harus berjuang meminta lelaki itu agar mau menikah dengannya, meski sang pujaan hati sering kali menolak dan tidak mau bertanggung jawab. Kini dia dikaruniai seorang putri yang cantik, secantik ibunya.

Aku kira kini dia bahagia bersama keluarganya, ternyata perkiraanku salah. Dia sekarang suka melanglang buana di dunia maya untuk mencari ‘pacar’. Aku menangis tersedu ketika mengetahuinya, apalagi ketika dia berkata “Suamiku aja cari pacar lagi, kenapa aku nggak boleh?”. Jadi itu tujuannya menampakkan aurat di foto profilenya.

Entah apalagi yang harus aku lakukan selain sedikit memberikan ‘nasehat’ padanya dan doa yang tak kunjung putus agar dia kembali seperti dulu. Dia yang dulu telah menginspirasiku memakai jilbab, kini justru semakin menjauh dari agamanya.  Aku rindu pada dia yang dulu.
***
Tak ada yang menyangka, waktu bisa merubah segalanya. Waktu pulalah yang menjadi saksi akan keistiqomahan kita pada agama yang Haq ini. Syetan bisa merayu kita dalam bentuk apapun, termasuk cinta.
Cerita di atas  bisa menjadi  contoh agar kita pandai memilih teman ataupun seseorang yang akan menjadi pasangan kita kelak, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi  5 menit mendatang. Begitu pula ketika kita memilih pertemanan di dunia maya apalagi pertemanan dengan lawan jenis.  Sulit menghindar dari pesona cinta di dunia maya yang ditebarkan para penghuninya, hati-hatilah. Tutuplah auratmu begitupun di dunia maya, bukan berarti karena maya lantas kamu bebas berekspresi senarsis mungkin lewat foto, lalu kemanakan Izzahmu?

Ingatlah, tak ada cinta dalam kemaksiatan. Bila dia mengatasnakaman cinta lalu mengajak pada kemaksiatan,  itu bukan cinta. Dia hanya nafsu yang begitu manis dan indah dipandang saja.
Cinta seharusnya hadir karena kecintaannya pada Allah Ta’ala, bukan sebaliknya. Jadi mana mungkin seseorang yang cinta pada Robbnya akan mengajakmu bermaksiat meninggalkan keimananmu. Yakinkanlah hatimu.

-Bahasa tanpa awal dan akhir, bagai lingkaran cahaya. Karenanya ia ada untuk kehangatan, ketentraman, kenyamanan dan kebenaran. Bahasa itu bernama cinta.-

Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

(A.I)


Sumber: www.bukanmuslimahbiasa.com

Rabu, 30 Januari 2013

✿::: JADILAH SEINDAH MAWAR BERDURI :::✿

✿::: JADILAH SEINDAH MAWAR BERDURI :::✿

"Jadi bunga seindah MAWAR BERDURI,
Yang menjadi impian setiap MUSLIMAH
Yang indahnya bukan untuk LELAKI,
Tetapi untuk permata yang bernama SUAMI"

“Jadilah sekuntum BUNGA MAWAR yang INDAH berpagarkan duri.
Jangan biarkan dirimu menjadiI SEBARANGAN BUNGA Yang tetap juga INDAH tapi SAYANG,
Tidak berduri.
Apabila TIADA DURI,
Tiada lagi benting yang boleh melindungi keindahan SI BUNGA daripada sewenang-wenangnya dikhianati..
Lantas,
Tercemarlah keindahan dan murahlah nilainya.
DURI MAWAR itulah yang diibaratkan dengan PERBATASAN AURAT,
AKHLAK dan AL-HAYA’.
JADILAH SEINDAH MAWAR BERDURI.
Kelak,
Akan mengundang kekaguman dihati SANG KUMBANG
Hinggakan SANG KUMBANG berfikir beberapa kali untuk mendekatinya..."