Bismillahirrahmanirrahim…
“Maukah anti menantikan ana, ukhti? Ana pasti akan segera melamar
setelah selesai kuliah” ujar seorang ikhwan dibalik hijab internet. Tak
ada jawaban, sepertinya akhwat di sebrang sana sedang menimbang-nimbang.
“Tapi kalau antum justru memilih orang lain gimana? Nanti ana nunggu
lama ternyata antum nggak kunjung datang.”Akhwat ini masih berpikir yang
masuk akal, belum dibutakan.
“Nggak ukhti, andai anti tahu harapan ini begitu besar. Tapi tak
mengapa kalau anti nggak menunggu ana, mungkin anti bukan jodoh ana.
Semoga saja ana mendapatkan jodoh seperti anti, karena hanya anti yang
ana harapkan untuk jadi ummi dari anak-anak ana kelak,” aku sang ikhwan.
Luluhlah sudah mata dan hati sang akhwat dengan kata-kata pujangga,
berhasilah sudah mereka membuat janji angan-angan yang tak pasti. Atau
jangan-jangan itulah daya tarik syetan untuk mengawali sebuah hubungan
yang memuakkan.
***
Lain lagi dengan seorang akhwat yang sedang terlihat bersedih juga dibalik hijab Internet.
“Mas, yakinlah aku akan menanti kedatanganmu. Aku akan menunggumu menyelesaikan kuliahmu,”aku sang akhwat sendu.
“Aku yakin adik mampu, tapi banyak hal yang perlu pikirkan selain
menanti kehadiranku. Laki-laki mana yang nggak senang kalau dinantikan
kehadirannya. Cuma, kau berhak untuk tidak menantikanku ukhti. Kau tau,
aku tak ingin terbebani rasa penantian, dimana ketika kau dan aku nggak
berjodoh, mungkin akan terasa sakit,” balas seorang ikhwan disebrang
sana.
“Tapi aku..”
“Afwan dik, aku nggak mau memberimu harapan apa-apa dan aku juga
nggak berharap terlalu banyak padamu. Dan maaf sekiranya hubungan ini,
kau anggap sebagai harapan. Plis, jangan menantiku. Kau pun berhak
bahagia, menantiku bukan pilihan untuk bahagia, karena semua masih gelap
di depan sana.”
Aku memang mencintaimu tapi aku juga berhak berharap ada cahaya di
kegelapan. Tapi kau benar mas, tak ada kepastian di depan sana, karena
aku dan kamu tak pernah tahu siapa jodoh kita kelak. Sedangkan harapan
hanya keinginan manusia yang sering kali disusupi syetan. Ya, mungkin
syetan tengah menyusupi hatiku dengan nafsu yang tak pernah aku sadari.
Andai semua laki-laki paham arti penantian.
***
Ya, andai semua laki-laki paham betapa beratnya rasa penantian yang
kadang terasa amat panjang, dan tak jarang di akhir penantian ternyata
menyakitkan.
Aku nggak mau membahas siapa yang salah atau siapa menanti siapa,
yang ingin aku bahas ketika kamu memberikan harapan untuk sebuah
penantian, benarkah kamu akan mampu mewujudkannya?
Menanti hanya teori yang terlihat begitu mudah, tapi faktanya nggak
semudah membalikkan telapak tangan. Wajar kok, kalau setiap insan
merindukan pendamping, menanti-nanti saipakah yang akan menjadi jodoh
seumur hidupnya. Hanya saja akan menjadi nggak wajar ketika sebuah
penantian menjadi bagian dari sebuah permainan.
Permainan dua insan yang belum halal saling menanti dalam
ketidakpastian, karena katanya cinta, katanya sayang, katanya dan
katanya lagi dengan berbagai alasan, jadi nekat untuk tetap berjalan di
lorong yang nggak pernah tahu dimana dan kapan sampai ujungnya. Dan kamu
tahu, bagian ini lah yang paling disukai syetan.
Karena dianggap saling menanti, pacaran berbungkus ta’aruf pun jadi,
maksiat sudah nggak pernah dianggap lagi, pokoknya terobos halang
rintang sekalipun melanggar syariat. Syetan tengah bekerja begitu
mudahnya karena hatimu sudah nggak ada pelindungnya. Yang penting
menyenangkan, padahal kamu nggak pernah tahu apa yang akan menantimu di
depan.
Benarkah jodohmu adalah dia yang kamu nantikan, setelah sekian lama
kamu hanya saling sapa dengan obrolan sok manis, sok perhatian.
Sayangnya, banyak dari mereka hanya ingin menggoda saja, bahkan cuma
ingin menunjukkan kehebatan mereka dalam takluk menaklukkan. Dan bisa
saja kamu menjadi salah satu korbannya.
Mendingan kamu menantikan jodoh pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
daripada hanya menantikan ketidak pastian, iya kalau dia ternyata
jodohmu, kalau bukan? Penantian panjang yang sia-sia kan? Bersabarlah
cantik,penantianmu tak akan pernah sia-sia jika kau pasrahkan pada-Nya.
Bolehlah kalau kamu bilang itu salah satu ikhtiar, tapi pikirkanlah
apakah tak ada ikhtiar yang lain sampai kamu rela menantinya? Bila itu
bagian dari ikhtiar, kamu dan dia nggak akan menunda-nunda untuk segera
menikmati kehalalan, bukan menikmati yang sebaliknya walaupun terlihat
menyenangkan.
Cantik, menantilah di jalan yang diridhio Allah dan Dia akan
menuntunmu pada penantian yang tak akan pernah menyakitimu. Hentikanlah
untuk berharap pada kekosongan, yakinilah jika dia memang serius untuk
menjalani sebuah hubungan, dia akan melamarmu bukan memberimu
angan-angan. Sadarilah, jangan ragu menolak jalan yang nggak di
ridhoi-Nya.
Ikhwan, kau sangat tahu banyak wanita sedang menanti kehadiranmu.
Jangan kau manfaatkan kelemahan mereka sebagai pelampiasan kehebatanmu
dalam menaklukkan mereka. Bukankah kau ingin mendapatkan wanita shalihah
yang akan melahirkan generasi Rabbani yang memanggilmu ‘Abi’? Bagaimana
mungkin kau akan mendapatkannya jika kau masih meruntuhkan harapan
wanita-wanita yang sedang galau akan jodohnya? Janji Allah pastilah
benar, bila kau mensholehkan diri, insyaallah kau pun akan mendapatkan
yang sebanding denganmu.
Jikalau sesuatu dimulai dengan yang tidak baik maka hasilnya pun akan
jauh dari kata baik, namun jika sesuatu dimulai dengan yang baik sesuai
syariat yang Allah berikan, insyaallah akhirnya pun pasti membuatmu
tersenyum cantik
Wallahua’lam bish Shawwab.
www.bukanmuslimahbiasa.com
(A.I)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar