Bismillahirrahmanirrahim…
Katakanlah aku wanita yang enggan dikekang oleh apapun dan siapapun,
apalagi dengan sebuah sistem aturan yang bernama agama. Aahhh…capek kalo
udah mendengar ceramah-ceramah yang itu-itu saja, katanya semua agama
mengajak pada kebaikan, nyatanya hanyalah sebuah rantai untuk mengekang
kepribadian seseorang. Agama islam yang ada di KTP ku hanyalah sekedar
sarana agar aku nampak beragama, tapi kalo suruh ngikutin aturan
islam,adduuuhhh…apalagi dengan yang namanya tutup kepala, kerudung,
jilbab, Nggak banget! Ngeliatnya aja gerah, apalagi makenya.
Hingga suatu hari, seseorang menyadarkanku dari kegelapan yang berkepanjangan. Cahaya yang merasuk hatiku, lambat laun mulai bersinar lebih terang. Dia adalah sahabatku.
Entah sejak kapan dia mengenakan jilbab, jilbab yang sangat aku
benci. Tapi karena sahabatku yang memakainya, mau nggak mau, aku juga
tetap dekat dengannnya, toh aku benci dengan jilbabnya bukan dengan
sahabatku. Aku pun mulai iseng bertanya.
“Ngapain sih Cha, pake baju kayak ginian?” aku sengaja mengibaskan jilbab yang dikenakannya.
“Kok ngapain sih Mel, aku cuma ingin ngikutin apa yang diperintahkan
sama Allah.”Dia pun tersenyum, aku akuin dia makin manis dengan
jilbabnya.
“Lho Cha, bukannya kita udah sepakat, kalo agama itu cuma pengekang.
Toh tanpa jilbab juga kamu masih islam, jilbab itu cuma simbol Cha, yang
penting kan kita percaya Tuhan itu ada. Percaya sama Tuhan bukan
berarti jadi harus pakai jilbab kan Cha?”
“Bener kok Mel, yang penting kita percaya dengan Tuhan. Kalo semisal
nih Mel, kamu lagi belajar naek mobil, kamu percaya kan sama guru
menyetirmu, jadi setiap apa yang gurumu bilang kamu turutin kan? Apalagi
belajarnya di jalan raya, kalo nggak dituruti bisa nabrak kan?” kata
Amel sahabatku. Aku mengangguk menyetujuinya.
“Nah begitu juga aku Mel, aku percaya adanya Tuhan, Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Aku nggak mau nabrak Mel, apalagi sampai masuk jurang. Kalo
masuk jurang, bisa patah tulang, koma, bahkan mati. Aku nggak mau sampai
kayak gitu, aku benar-benar takut kalo malaikat maut membawaku ketika
aku lagi nggak nurut sama Allah. Entah malaikat maut itu akan datang
besok, hari ini, sejam lagi, atau bahkan 5 menit lagi. Makanya Mel,
sekarang aku pengen nurut, Allah memerintahkan kita sebagai perempuan
pakai jilbab. Pasti ada alasannya, alasannya apalagi kalo bukan buat
melindungi kita,” katanya.
“Kamu tau Mel, dulu kita seneng banget kalo ada yang menggoda kita.
Merasa diri kita cantik, populer, jadi trendsetter, tapi kita nggak
pernah merasa kalo mereka yang udah menggoda kita sebenarnya sedang
melecehkan kita. Mereka merasa kalo kita sebagai perempuan juga sedang
menggoda mereka dengan pakaian kita, jadi ketika mereka menggoda,
melecehkan kita, nggak sepenuhnya salah mereka. Bahkan mungkin semuanya
salah kita, atau mungkin kita yang dulu sangat suka dilecehkan meskipun
nggak sadar” lanjutnya.
“Hegh!” Aku tersentak sampai dadaku terasa begitu sesak. Butiran
bening yang dikeluarkan mata sahabatku sedari tadi, akhirnya menular
padaku. Aku segera memeluknya.
Yaa Allah, apa yang aku lakukan? kenapa Kau baru mengingatkanku
sekarang? Kenapa?. Hatiku terus berkecamuk menyalahkan diriku sendiri,
bukankah Allah sudah mengingatkanku semenjak dulu, semenjak orang-orang
di sekelilingku sedikit demi sedikit memakai jilbab.
Aku pun semakin erat memeluk sahabatku, janjiku hari ini juga aku
akan memakai jilbab, meski untuk saat ini aku meminjam milik sahabatku.
sumber : www.bukanmuslimahbiasa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar