Sesungguhnya setan dengan godaan halusnya, (pada awalnya)
dia menampakkan (kepada seseorang) bahwa berdoa di sisi kuburan itu
baik, dan bahwa berdoa seperti itu adalah lebih baik daripada berdoa di
rumahnya atau di masjidnya atau di waktu sahur.
Jika hal itu telah meresap padanya, maka setan membawanya ke tahap
berikutnya. Dari tahap berdoa di sisinya menuju ke tahap berdoa (ber-tawassul)
dengannya (kuburan) dan bersumpah dengannya dalam meminta kepada Allah.
Dan hal ini lebih parah dari sebelumnya. Karena kedudukan Allah lebih
agung (dan tidak pantas) untuk disumpahi, atau dimintai dengan menyebut
salah seorang makhluk-Nya, dan para imam islam telah mengingkari hal
itu.
Jika setan telah meresapkan padanya bahwa bersumpah dengannya dalam meminta kepada-Nya dan doa (ber-tawassul)
dengannya itu lebih menunjukkan pengagungan dan penghormatan, dan lebih
ampuh untuk mengabulkan hajatnya, maka setan membawanya ke tahap
berikutnya, yaitu: berdoa meminta langsung kepadanya (kuburan), bukan
kepada Allah lagi.
Kemudian setelah itu, setan membawanya ke tahap yang lain, hingga dia
menjadikan kuburan itu sebagai berhala yang dia tunggui, dia terangi
dengan lentera, dia gantungi kain sitar, dia bangun masjid di atasnya,
dia ibadahi dengan bersujud untuknya, ber-thowaf mengelilinginya, menciumnya, mengusapnya, bersafar kepadanya, dan menyembelih di sisinya.
Kemudian setan membawanya ke tahap yang lain, yaitu tahap mengajak
manusia untuk menyembah kuburan itu, dan menjadikan hari khusus untuk
perayaan dan upacara, dan dia katakan bahwa hal itu lebih berguna bagi
mereka, baik di dunia maupun di akherat.
[Oleh: Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- dalam kitabnya: Ighotsatul Lahafan 1/296-298].
Oleh karena itu, waspadalah terhadap tipu daya setan, dan lihatlah
diri masing-masing, sudah sampai tahap manakah setan membawanya… semoga
Allah melindungi kita dan kaum muslimin dari godaannya.
—
Penulis: Ust. Musyafa Ad Darini, Lc., MA.
Artikel Muslimah.Or.Id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar